Pembeli Dari Gula Manis Sekarang Meningkat Cukup Pesat


Arah angin bergeser setelah kursi gubernur diisi Ganjar Pranowo pada 2013. Rencana uji coba penggilingan raw sugar sebanyak 80 ribu ton kandas karena Ganjar hanya merestui 25 ribu ton. Sejak September tahun lalu, Gendhis mematikan mesin gilingnya karena tak memiliki stok gula mentah. Kendati tak berproduksi, beban operasional terus mengucur. Akibatnya, manajemen Gendhis tak sanggup mencicil utang TEREMPAS DI PABRIK GULA SEBAGAI pemain baru di bisnis gula, Lie Kamadjaja pantang mundur. Berhasil menghidupkan Pabrik Gula Cepiring di Kendal, Jawa Tengah, yang sempat mati, ia ingin mendulang sukses dengan membangun PT Gendhis Multi Manis di Blora. Sempat terantuk persoalan kepemilikan lahan, pabriknya belakangan bangkrut tak mendapat pasokan.

Gendhis kini terbelit utang ratusan miliar rupiah ke Bank BRI. 15 OKTOBER 2010 Pembuatan akta pendirian PT Gendhis Multi Manis di Semarang. Lie Kamadjaja, Andreas Benny Utomo, dan Hendrik masing-masing memegang 300 lembar saham (30 persen) serta Claudia 100 lembar (10 persen). 18 APRIL 2011 Peletakan batu pertama pembangunan pabrik gula Gendhis Multi Manis dihadiri Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, dan Bupati Blora Djoko Nugroho. JULI 2014 Pabrik gula Blora resmi beroperasi. SEPTEMBER 2015 Gendhis Multi Manis berhenti menggiling karena tidak mendapat pasokan raw sugar. Sejak itu, perusahaan tidak mampu membayar kewajiban utang dan bunga berjalan ke Bank BRI sekitar Rp 25 miliar per bulan.

Baca Juga : SEGEL PENGHAMBAT CALON INDEPENDEN

14 SEPTEMBER 2015 Atas perintah Kementerian Badan Usaha Milik Negara, PT Perkebunan Nusantara IX mengirimkan surat kepada Direktur Utama PT Gendhis Multi Manis perihal minat akuisisi PT GMM Blora. 9 OKTOBER 2015 PTPN IX mengirimkan surat kepada PT Bahana Securities. Isinya: Bahana menang lelang atas pekerjaan jasa konsultasi kajian dan studi kelayakan mengakuisisi PT Gendhis Multi Manis. 21 DESEMBER 2015 Kajian Bahana Securities dipresentasikan di depan PTPN IX. Hasilnya, akuisisi Gendhis—tanpa ada kepastian pasokan raw sugar—tidak layak. ke BRI. Manajemen BRI menjerit. ”Mereka mengadu ke Kementerian BUMN,” kata Wahyu Kuncoro. l l l RAJAWALI Nusantara Indonesia bukan perusahaan pelat merah pertama yang diperintahkan mengakuisisi PT Gendhis Multi Manis.

Kementerian BUMN lebih dulu mendorong PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III mengajukan penawaran ke Gendhis. Pembelian ini melibatkan PTPN IX dan PTPN XI. Menurut Wahyu Kuncoro, kabar Gendhis kesulitan membayar utang berembus dari Bank BRI. ”BRI menyampaikan ke PT Perkebunan Nusantara bahwa ada pabrik gula yang bangkrut,” katanya. Tapi, menurut Donsuwan Simatupang, BRI tidak mengetahui rencana PTPN IX ataupun Rajawali membeli Gendhis. Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam mengatakan bahwa banknya memberi kesempatan kepada Gendhis untuk melakukan restrukturisasi utang. Donsuwan yakin kredit Gendhis bakal lancar karena ada sinyal pabrik bisa beroperasi karena akan mendapatkan kuota impor raw sugar.

Seorang pejabat PTPN mengatakan pilihan terhadap PTPN bukan karena BRI meminta pertolongan, tapi karena ada perintah Menteri BUMN Rini Soemarno. Perintah lisan itu keluar setelah Rini menerima Lie Kamadjaja dan rombongan petani tebu dari Blora di kantor Kementerian BUMN pada 6 Mei tahun lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Olahraga Sepak Bola Indonesia Kini Berebut Kursi PSSI

Gelombang Razia Sekarang Meningkat Pesat